Pemerataan Pelatihan GTK. BBGTK Jateng: Perlu Didukung Data dan Sinergi Pusat-Daerah

Jatengpress.com, Surakarta— Pemerataan kesempatan pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK) masih menjadi tantangan yang harus diatasi secara serius oleh berbagai pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah. 

Kondisi ini disampaikan Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Tengah Darmadi saat membuka acara Peningkatan Pelayanan Publik melalui Sosialisasi Standar Layanan Maklumat Pelayanan dan Peningkatan Kompetensi Pegawai di Paragon Hotel Solo, Rabu (1/10/2025). Untuk itulah ia menekankan pentingnya penggunaan data dalam proses seleksi peserta pelatihan. 

“Kita harus memastikan bahwa setiap guru dan tenaga kependidikan memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kompetensinya. Ini bukan hanya soal keadilan, tapi juga bagian dari upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan,” ujarnya.

Jika tanda didasari data sinkron antara pengguna dan penyedia layanan, dikhawatirkan mengulang peserta yang sama untuk materi pelatihan yang serupa. Padahal, dengan jumlah guru yang cukup besar, terutama di provinsi seperti Jawa Tengah, diperlukan sistem rotasi yang jelas agar semua dapat merasakan manfaat pelatihan.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa BBGTK Jawa Tengah secara rutin menerima permintaan pelatihan dari berbagai instansi, termasuk pusat dan perguruan tinggi. Namun, dengan keterbatasan kapasitas, belum semua sasaran dapat terlayani. 

“Di Jawa Tengah saja, saat ini baru sekitar 15% guru dan tenaga kependidikan yang sudah terlayani pelatihannya oleh kami. Artinya, masih ada 85% yang perlu kita pikirkan bersama agar tidak tertinggal,” tambahnya.

Salah satu solusi yang dikembangkan adalah melalui layanan pelatihan berbasis permintaan, seperti program “Serabi Solo”, yang memungkinkan kelompok guru mengajukan topik pelatihan tertentu langsung ke BBGTK. Ini menjadi alternatif untuk menjawab kebutuhan spesifik di lapangan.

Di sisi lain, pemerintah juga terus mengembangkan program-program pelatihan prioritas yang menyasar penguatan kompetensi dasar guru, seperti pelatihan fasilitator daerah untuk Bimbingan dan Konseling (BK), yang pesertanya mencapai lebih dari 1.000 orang dalam dua angkatan.

“Kami sadar bahwa pelatihan tidak boleh mengganggu layanan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, kami berupaya mengatur pelatihan agar tidak terlalu menyita waktu guru, serta mendorong kerja sama dengan dinas pendidikan daerah untuk mengisi kekurangan yang belum bisa kami jangkau,” tutupnya.

Dengan sinergi yang kuat antara pusat dan daerah serta pemanfaatan data yang akurat, diharapkan pemerataan kesempatan pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan dapat terwujud, guna mendorong peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.

Sementara sosialisasi dihadiri stakeholder dari Dinas Pendidikan dan GTK wilayah Soloraya. Mereka menandatangani komitmen dan maklumat pelayanan BBGTK Jawa Tengah. 

Materi sosialisasi berupa informasi produk layanan BBGTK Jawa Tengah yang disediakan ke masyarakat secara mudah, cepat, transparan, inklusif, dan akuntabel bagi para pengguna. 

“Produk layanan yang diberikan kepada masyarakat, ada yang bersifat mandatory dan ada yang inovasi,” katanya.

Darmadi menjelaskan bahwa produk inovasi merupakan program dengan cakupan sasaran yang lebih luas melampaui program mandatory. Melalui inovasi yang terarah, BBGTK Jawa Tengah dapat menjangkau guru dan tenaga kependidikan secara lebih luas. (Abdul Alim