Komisi D Temukan Pelanggaran SOP Dapur MBG Tawangmangu, Dukung Dua Pekan Skorsing untuk Evaluasi

Jatengpress.com, Karanganyar — Komisi D DPRD Karanganyar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) penyedia makanan bergizi gratis (MBG) di Tawangmangu, Jumat (10/10). Sidak dilakukan menyusul kasus keracunan yang dialami sejumlah siswa usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.

Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Ali Akbar, mengatakan SPPG Tawangmangu terbukti belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional. Pihak SPPG telah menyampaikan permohonan maaf dan berjanji memperbaiki sistem pengolahan makanan.

“Dalam dua pekan ke depan akan dilakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari penataan menu, pengolahan bahan, hingga proses pengiriman makanan. Semua harus sesuai prosedur penyajian,” ujar Ali Akbar.

Anggota Komisi D, Boby Aditia Putra, menilai proses pendinginan makanan di dapur tersebut tidak sesuai SOP. “Kami lihat blower di ruang pendinginan tidak berfungsi maksimal. Jika makanan belum dingin sudah dikemas, tentu mudah basi seperti pada kasus nasi goreng itu,” katanya.

Boby juga menyoroti waktu memasak yang dilakukan dini hari pukul 01.00 hingga 03.00, sementara makanan baru dikonsumsi sekitar pukul 10.00 pagi. “Itu perlu dikaji ulang. Selain itu, rak penyimpanan masih seadanya dan ruang penyimpanan belum layak,” tambahnya.

Temuan lain, makanan yang sudah dikemas diletakkan di halaman dan terkena panas matahari sebelum dibagikan ke siswa. “Kondisi itu membuat makanan cepat berkeringat dan basi,” ujar Boby.

Ali Akbar menegaskan seluruh dapur penyedia MBG harus memenuhi standar higienitas dan sanitasi. Ia meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) serta koordinator MBG memastikan setiap dapur memiliki Sertifikat Laik Hygienitas dan Sanitasi (SLHS) serta tenaga pengolah yang terlatih.

“Pemerintah harus mendorong agar semua penyedia memenuhi standar SOP. Jika belum sesuai, harus segera dibenahi,” tegasnya.

Komisi D mendukung penghentian sementara operasional dapur MBG Tawangmangu selama dua pekan untuk evaluasi total. “Langkah ini penting agar tidak ada lagi kasus keracunan di Karanganyar,” kata Ali.

Ali juga menyinggung soal menu nasi goreng yang disajikan kepada siswa. “Lebih baik nasi putih saja. Anak-anak lebih familiar dan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.(Abdul Alim)