Jatengpress.com, Banyumas – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menuai keluhan dari sejumlah orang tua siswa. Mereka mengaku menemukan makanan yang tidak layak konsumsi dan adanya dugaan intimidasi terhadap warga yang mencoba menyampaikan kritik.
Ari (30),salah satunya warga Rancamaya, menuturkan, anaknya sering membawa pulang makanan MBG karena baunya tidak sedap. “Anak saya itu kritis, kalau bawa makanan dari sekolah dan tidak suka, pasti dibawa pulang. Setelah saya cicip, ternyata ayamnya bau, kadang buahnya juga busuk,” kata Ari di Cilongok, Kamis (16/ 10/ 2025).
Ia mengkhawatirkan anak-anak SD yang masih kecil dan belum memahami kualitas makanan bisa langsung memakannya tanpa menyadari kondisinya. “Anak-anak kelas satu dan dua kan belum paham. Kalau dikasih makanan, pasti dimakan saja. Pernah waktu itu menu telur balado, malah banyak anak yang diare,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan Andi (35), warga Rancamaya lainnya. Menurutnya pelaksanaan program MBG di salah satu penyedia Satuan Pengawasan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gunung Lurah justru merugikan siswa.
“Niatnya bagus, tapi pelaksanaannya ala kadarnya. Kadang lauknya gak layak, buahnya busuk. Padahal ini program besar dari pemerintah untuk anak-anak kita menuju Indonesia Emas,” ucapnya.
Andi juga menyayangkan adanya dugaan intimidasi terhadap warga yang ingin menyampaikan kritik.” Istri saya dan tetangga itu sering takut ngomong di grup. Katanya kalau protes, nanti dicoret dari bantuan sosial. Bahkan pernah ada yang diancam mau dilaporin ke aparat,” tuturnya.
Sementara itu, Ririn, warga lain, juga mengaku pernah mendapat pesan bernada kurang pas dari pihak yang diduga pengelola dapur MBG. “Saya sempat diperlakukan kasar lewat chat, pakai kata-kata yang tidak pantas. Begitu saya posting di status, malah ramai,” ujar Ririn.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari Fraksi Gerindra, Alfiatun Khasanah, meminta pihak pengelola SPPG agar tidak mengintimidasi masyarakat dan menjalankan program sesuai pedoman teknis.
“Saya tidak rela program bagus seperti MBG ini dirusak oleh oknum yang mencari keuntungan pribadi. Tolong taati SOP dan juknis supaya tujuan program tercapai,” tegas Alfiatun.
Ia juga mengimbau agar pengelola dapur meminta maaf kepada masyarakat jika terbukti lalai.” Kalau memang salah, ya akui dan minta maaf. Jangan justru menyakiti masyarakat dengan kata-kata kasar dan intimidasi,” ujarnya.
Alfiatun menambahkan bahwa dirinya akan terus menjalankan fungsi pengawasan terhadap program MBG di wilayah dapilnya tersebut. ” Program ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama di wilayah timur Banyumas. Jangan sampai semangat pemerintah untuk menyehatkan anak bangsa justru terciderai karena ulah segelintir pihak,” katanya menegaskan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah pusat yang dijalankan di berbagai daerah, termasuk Banyumas, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah dasar. Namun, dalam praktiknya, pengawasan dan kualitas distribusi makanan menjadi sorotan warga.