Jatengpress.com, Karanganyar– Sebanyak 31 atlet difabel asal Kabupaten Karanganyar siap berlaga di ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Tengah Tahun 2025. Kontingen dilepas secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar di Pendapa Setda, Senin (20/10/2025).
Ketua NPCI Karanganyar, Trihono, mengatakan seluruh atlet berangkat dengan semangat tinggi untuk mengharumkan nama daerah di ajang dua tahunan tersebut. Ia menegaskan bahwa para atlet telah menjalani persiapan matang di berbagai cabang olahraga.
“Anak-anak sudah berlatih intensif selama beberapa bulan terakhir. Kami berangkat bukan hanya untuk ikut bertanding, tapi juga berjuang meraih prestasi terbaik bagi Karanganyar,” ujarnya.
Tahun ini, Karanganyar mengirimkan 31 atlet bersama 21 pelatih dan pendamping yang akan bertanding di enam cabang olahraga, yakni Para Atletik, Boccia, Para Bulutangkis, Para Renang, Para Tenis Meja, dan Judo Blind. Kejurprov dijadwalkan berlangsung pada 21–23 Oktober 2025, diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Trihono menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemkab Karanganyar, khususnya dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora). Menurutnya, perhatian pemerintah menjadi dorongan besar bagi para atlet untuk terus berkembang.
“Walau tahun ini dana hibah berkurang menjadi Rp350 juta, semangat kami tidak surut. Dukungan moral dan fasilitas yang diberikan pemerintah sangat berarti,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disparpora Karanganyar, Hari Purnomo, memberikan pesan agar para atlet menjaga fokus dan menjunjung tinggi sportivitas.
“Menang atau kalah bukan tujuan utama, yang penting menunjukkan semangat juang dan disiplin. Kami yakin Karanganyar bisa mempertahankan reputasi sebagai daerah pembina atlet disabilitas berprestasi,” ujarnya.
Pada Kejurprov sebelumnya, kontingen Karanganyar berhasil menjadi juara umum kedua, hanya kalah dari Kota Surakarta. Tahun ini, NPCI menargetkan untuk mempertahankan prestasi tersebut sekaligus memperkuat posisi Karanganyar sebagai salah satu kekuatan utama olahraga difabel di Jawa Tengah.
“Yang terpenting, kita buktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berprestasi,” tegas Trihono. (Abdul Alim)