Penuh Haru Warnai Pelantikan Taruna Angkatan II SMKN 1 Plupuh 

Jatengpress.com, Sragen-Terompet tanda pasukan berkumpul mengumandang di Lapangan Widorosakti Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh pada Rabu (21/05/2025). Tak lama, satu per satu kompi taruna melangkah dengan gagah memasuki lapangan yang telah dipasangi MMT berukuran 4×12 meter bertuliskan ‘Penutupan dan Pelantikan Taruna Angkatan II SMK Negeri 1 Plupuh Tahun Ajaran 2024/2025’. 

Total keseluruhan ada tiga kompi dengan total 354 personel yang terdiri dari 157 taruna dan 187 taruni. Mereka lantas berbaris rapi, khidmat mengikuti upacara pelantikan. 

Hadir sebagai inspektur upacara, Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol Inf. Ricky Julianto Wuwung, S.Sos., M.I.P. Ia berkenan melantik dan mengukuhkan taruna-taruni tersebut. Dalam amanatnya, beliau berpesan kepada para guru untuk tidak hanya sebagai pengajar saja, namun juga sebagai wali dan orang tua bagi anak-anak peserta didik selama kegiatan di sekolah. 

“Berikanlah rasa cinta dan kasih sayang yang setinggi-tingginya, berikanlah sumber inspirasi dan kekuatan moral serta semangat agar mereka dapat belajar dengan baik untuk masa depan yang lebih cerah,” pesannya. 

Ia menambahkan bahwa proses pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan agama, akhlak, dan budi pekerti.

Selesai upacara pelantikan, acara berlanjut dengan demonstrasi oleh para Taruna terlatih. Demonstrasi yang ditampilkan meliputi Tari ‘Taruna Mahawira’, Pasukan Devile, PBB Variasi, Senam Balok, dan Bela Diri Taruna. Kemeriahan berlanjut saat seluruh Taruna Angkatan II, pendamping dari Angkatan I, serta pelatih taruna dari Koramil 20/Plupuh bersatu di tengah lapang untuk bersama-sama melaksanakan Senam Maumere dan yel-yel. Namun, kemeriahan acara berubah menjadi khusyuk dan haru tatkala para orang tua/wali murid diperkenankan turun ke lapangan guna memberikan selamat kepada putra-putri mereka yang telah dilantik. Para orang tua berhambur memeluk putra-putri mereka.  Senyum bangga dan tangis haru tergambar jelas di wajah para orang tua. Terlebih, para taruna bersujud dan sungkem kepada para orang tua, menambah haru-biru suasana. 

Kebahagiaan yang dirasakan para taruna tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Hal ini dirasakan oleh Zuan Nova Farianto, yang pada saat itu mendapat pelukan hangat dari sang ayah. Walau ini bukanlah pertama kali dipeluk ayahnya, namun pelukan kali ini dia rasakan sangat bermakna. 

“Saya begitu bahagia saat bapak datang memberi selamat. Saya langsung memeluk bapak. Saya sampai tidak bisa berkata-kata,” ungkap siswa jurusan TKR-otomotif yang pada saat itu bertugas menjadi pemimpin upacara.

Rasa haru dan bangga juga disampaikan oleh Rahayu Pudiastuti (46). Rahayu tak bisa menahan tangis tatkala putrinya bersujud sungkem kepadanya. 

“Saya tidak bisa berkata apa-apa. Biasanya, anak saya bandel kalau disuruh-suruh, sekarang mau sujud sungkem pada saya,” ungkapnya. 

Rahayu menyebutkan setuju dengan program ketarunaan ini karena membawa dampak positif bagi putrinya. 

Keharuan tak hanya dirasakan oleh para taruna dan orang tua, namun juga pelatih taruna. Hal itu diungkapkan oleh Serda Rudiyanto, salah satu pelatih taruna dari Koramil 20/Plupuh. Rudi memandang momen sungkem kepada orang tua setelah pelantikan ketarunaan sebagai bentuk penghormatan yang sangat bermakna.

Tindakan tersebut bukan hanya simbol rasa syukur dan terima kasih kepada orang tua yang telah mendukung proses pendidikan dan pembentukan karakter, tapi juga mencerminkan nilai-nilai kesopanan, kerendahan hati, dan budaya luhur yang harus dijunjung tinggi oleh setiap taruna.

“Sungkem ini memperkuat pesan bahwa ketarunaan bukan hanya soal kedisiplinan dan fisik, tetapi juga soal hati dan nilai-nilai moral. Harapannya, taruna-taruni yang sudah melalui pelantikan dapat terus membawa semangat hormat kepada orang tua dan semua pihak yang berjasa, serta menjadikan itu sebagai landasan dalam bersikap di kehidupan sehari-hari,” tuturnya. 

Senada dengan pelatih, Kepala SMK Negeri 1 Plupuh, Sri Eka Lelana mengungkapkan bahwa pendidikan ketarunaan tidak semata-mata menggembleng fisik dan mental. Ketarunaan merupakan pendidikan dari hati, yang bertujuan membentuk karakter bagi para taruna. Kepala Sekolah yang akrab dipanggil Sella tersebut menandaskan, bahwa penanaman nilai-nilai baik atau budi pekerti harus melibatkan semua pihak terutama dengan orang tua siswa. Orang tua adalah teladan dan row model dari pembentukan sikap dan perilaku seorang anak. (Abdul Alim)