Jatengpress.com, Kota Mungkid– Sejumlah tokoh lintas generasi menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Bawaslu RI di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Magelang. Acara dimeriahkan pemotongan tumpeng dan testimoni pengawasan pemilu dari masa ke masa, Selasa (15/04/2025).
Tokoh yang hadir diantaranya K.H. Ahmad Najib Amin Hamam, Pengasuh Ponpes Pabelan dan tokoh pers senior Doddy Ardjono. Kyai Najib Hamam dan Doddy Ardjono merupakan anggota Panwaslu Kabupaten Magelang pada Pemilu 1999. Kyai Najib merupakan ulama besar yang mengasuh Ponpes Pabelan dan memiliki ribuan santri.
Hadir juga M. Afifudin, S.Ag (Ketua Panwaslu Kabupaten Magelang Tahun 2008), dan Wardoyo, S.I.P (Anggota Panwaslu Kabupaten Magelang Tahun 2008). Afifudin juga pernah menjadi Ketua KPU Kabupaten Magelang 2 periode sementara Wardoyo anggota KPU 2 periode.
Kemudian M. Yasin Awan Wiratno, yang menjabat sebagai Anggota Bawaslu Kabupaten Magelang periode 2018–2023, perwakilan Badan Kesbangpol Muhammad Faiq dan perwakilan KPU Kabupaten Magelang. Meski diperingati secara sederhana namun HUT Bawaslu RI ke-17 ini berlangsung khidmad dan penuh keakraban serta bernuansa reflektif.
Acara yang digelar di Ruang Rapat Zulsantis Bawaslu Kabupaten Magelang ini menjadi ajang silaturahmi para pengawas pemilu sekaligus refleksi atas perjalanan panjang pengawasan pemilu dari masa ke masa. Dalam sambutannya, K.H. Ahmad Najib Amin Hamam mengenang awal mula peran Panwaslu pada masa transisi demokrasi. Ia meneknkan pentingnya menjaga integritas dan semangat pengawasan yang berbasis nilai-nilai kejujuran serta keadilan dalam demokrasi.
“Kita tidak hanya mengawasi, tapi juga mendidik masyarakat agar sadar akan hak politiknya dan menjaga pemilu yang bersih. Kami dulu bekerja dengan sumber daya yang sangat terbatas, namun semangat untuk menjaga pemilu tetap jujur dan adil begitu besar,” ungkap KH Najib Amin Hamam.
Doddy Ardjono menambahkan bahwa perjalanan pengawasan pemilu di Kabupaten Magelang adalah bagian dari sejarah demokrasi lokal yang tak boleh dilupakan. Serta integritas adalah fondasi utama dalam tugas pengawasan. “Kita mungkin tidak punya teknologi canggih waktu itu, tapi kita punya keteguhan hati,” ujarnya.
Sementara itu, M. Afifudin, S.Ag, yang pernah menjabat sebagai Ketua Panwaslu 2008, mengungkapkan bahwa tantangan pengawasan saat ini semakin kompleks. Dengan perkembangan teknologi dan dinamika politik yang cepat, pengawas pemilu harus adaptif namun tetap teguh pada prinsip, serta pentingnya konsistensi dalam menjaga marwah kelembagaan. “Pengawasan pemilu bukan sekadar tugas teknis, tapi bagian dari perjuangan demokrasi,” tegasnya.
Wardoyo, S.I.P. yang pernah menjabat sebagai Anggota Panwaslu pada Pemilu 2008, turut berbagi kisah pengalamannya di lapangan. Ia menceritakan dinamika pengawasan saat itu yang penuh tantangan. Wardoyo juga mengajak generasi baru untuk terus melanjutkan estafet pengawasan. “Kita harus adaptif terhadap perubahan zaman, namun jangan pernah kehilangan semangat dasar pengabdian.”
Senada dengan itu, M. Yasin Awan Wiratno menekankan perlunya membangun literasi kepemiluan di kalangan pemuda. “Masa depan demokrasi ada di tangan mereka. Kita harus hadir mendampingi.”
Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang Muhammad Habib Shaleh, S.S menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi, perjuangan dan kontribusi para pendahulu. “HUT Bawaslu ini bukan hanya perayaan, tapi juga momentum mengenang, menghargai, dan melanjutkan perjuangan para senior pengawas pemilu. Kami berdiri di atas pondasi kuat yang telah dibangun oleh para senior kami,” tuturnya.
Para pengawas pemilu kemudian saling membagikan testimoni perjuangan mengawal demokrasi di Kabupaten Magelang. Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama untuk keberlanjutan tugas pengawasan pemilu yang profesional, berintegritas, dan berkeadilan.(*)