Jatengpress.com, Purworejo – Hari pertama jadi Wakil Bupati (Wabup) Purworejo Dion Agasi Setiabudi keliling untuk Jumat (21/2/2025). Pada kesempatan itu, Dion mengunjungi ruang kerja Sekretaris Daerah (Sekda) Purworejo, bagian-bagian, serta ruang press center.
Dion menyebut, maksud dan tujuan berkeliling ke ruangan-ruangan di kompleks Setda Purworejo untuk lebih memahami situasi dan kondisi kantor. “Saya ini kan baru dilantik, belum mengenal kantor. Kita akan kerja sama, butuh gotong royong, dengan saling mengenal akan bisa menciptakan saling support, bisa komunikasi baik. Jika komunikasi baik, kinerja pun akan baik,” ujarnya Jumat (21/2/2025).
Dia menyampaikan, usai dilantik oleh Presiden Prabowo pada Kamis (20/2/2025) lalu, dirinya mendapatkan mandat dari Bupati Purworejo Yuli Hastuti untuk menjadi Plh Bupati Purworejo selama Yuli mengikuti retret di Magelang. “Dalam program kerja 100 hari untuk secepat mungkin, kami akan mensinergikan program yang tertuang dalam visi misi,” tuturnya.
Dikatakan, hal tersebut harus segera disampaikan dan disalurkan kepada birokrasi yang menjadi pelaksana supaya dijadikan aksi. “Untuk aksi kan butuh perencanaan, anggaran dan eksekusi,” sebutnya.
Langkah selanjutnya yaitu menyinkronkan antara program dan keputusan efisiensi. Menurutnya, itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) dan para organisasi perangkat daerah untuk implementasi kegiatan. “Rencana, Selasa (25/2/2025), kami akan rapat dengan TAPD,” jelasnya.
Selama monitoring, Dion juga sempat berkomunikasi para kabag maupun staf. Pj Sekda Purworejo Achmad Kurniawan Kadir. Dalam pertemuan yang singkat tersebut, mereka membahas tentang penanganan jembatan terdampak bencana alam di Desa Donorati, Kecamatan/Kabupaten Purworejo.
Dia berharap, agar jembatan bisa direhab. Terlebih, jembatan itu penghubung tiga desa, jika jembatan rusak, warga ketiga desa Desa Donorati dan Sudimoro (Kecamatan Purworejo) serta Tlogobulu (Kecamatan Kaligesing)
Jika rusak, kata Dion, akan membutuhkan anggaran lebih besar dan kerugian juga tinggi sekitar Rp 2,5 miliar. “Warga di tiga desa tersebut juga harus melewati jalan lain yang jauh untuk bisa ke Kota Purworejo,” tandas dia. (han)