Angka Partisipasi Pilkada 2024 di Kabupaten Magelang Capai 81,02% 

Magelang, Jatengpress.com – Tingkat partisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Magelang mencapai 81,02 persen. Angka itu lebih tinggi dari rekapitulasi tingkat nasional sebesar 77,5 persen.

“Ini merupakan peran serta seluruh komponen di Kabupaten Magelang,” kata Pj Bupati Magelang, Sepyo Achanto, usai menghadiri Rapat Pleno Terbuka rekapitulasi hasil perhitungan suara tingkat Kabupaten Magelang, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Magelang 2024 di Grand Artos Hotel, Selasa (3/12).

Target rekapitulasi suara di Kabupaten Magelang, lanjut Sepyo, tolak ukurnya adalah Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2024, yaitu 90,1 persen. Tetapi karena ada problematika yang berbeda sehingga perolehan suara pun belum maksimal. 

Dia berpendapat, hal ini akan menjadi bahan evaluasi dan kajian sehingga penyelenggaraan Pilkada, terutama tingkat partisipasi masyarakat bisa lebih ditingkatkan kembali.

Yang pasti, Sepyo merasa lega, karena pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Magelang dari awal hingga rekapitulasi saat ini semua berjalan baik dan lancar.

“Mungkin ada sedikit kendala teknis yang biasa dan bisa teratasi, tidak ada kendala yang berarti,” ungkap Sepyo.

Di sisi lain, Sepyo mengapresiasi kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Magelang yang telah bergerak cepat dalam melakukan perekaman e-KTP. 

Semula jumlah pemilih pemula yang belum rekam data KTP elektronik lebih dari 18.000. Setelah dilakukan langkah percepatan dengan sistem jemput bola tinggal tersisa sekitar 2.000-an.

“Ini tentunya juga sangat menyumbang tingkat partisipasi pelaksanaan Pilkada Kabupaten Magelang Tahun 2024,” kata Sepyo.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Magelang, Ahmad Rofik mengatakan, tingkat partisipasi Pilkada memang lebih rendah dibanding saat Pemilu. 

Sebagai pembanding, dia menyebut, tingkat partisipasi Pilkada Kabupaten Magelang tahun 2018 mencapai 79,5 persen. Angka itu lebih rendah dibanding Pilkada 2024 yang mencapai 81,02 persen.

“Tren seperti ini berlaku secara nasional,” jelas Rofik.

Dia mengakui  salah satu penyebab tidak maksimalnya tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada adalah pemilih sedang berada di luar kota dan tidak pulang sehingga tidak ikut mencoblos. (*)