Pemilih Milenial Diprediksi Jadi Penentu Hasil Pilgub Jateng

Jatengpress.com, Magelang – Generasi milenial (Z dan Y) mendominasi pemilih Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Jawa Tengah. Baik Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pemilihan Bupati (Pilbup) dan Pemilihan Wali Kota (Pilwakot).

Ir Wahyu Hermawan, peneliti dari The Public Sphere Institute Yogyakarta, menyebut jumlah pemilih milenial tersebut mencapai 52,88 persen. Yang 20,83 persen di antaranya adalah generasi Z.

“Jumlah itu sangat signifikan. Apabila calon gubernur maupun bupati, tidak bisa meyakinkan anak-anak muda bisa kalah,” katanya, dalam diskusi politik “Pemilu Damai” yang diprakarsai oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Minggu (24/11).

Wahyu Hermawan mengungkap data hasil riset The Public Sphere Institute tentang Pilkada Jateng  baru-baru ini. Sebagian anak-anak muda belum ambil sikap atau pilihan untuk Pilgub Jateng.

Riset dilakukan akhir Oktober – awal November 2024 terhadap 1.600 responden, dengan margin error kurang lebih 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, disebutkan, anak-anak muda masih dalam posisi wait and see. Melihat ide dan gagasan para calon gubernur dan wakil gubernur Jateng.

Yang menarik, menurut Wahyu, adanya split ticket pada kelompok pemilih warga Muhammadiyah dan Nahdliyin yang condong memilih Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. Sedangkan pemilih dari kelompok nasional cenderung memilih Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi.

“Kalau ditanya prosentase dari split ticket, saya tidak bisa mengungkapkan karena nanti dianggap sedang mengkampanyekan salah satu kandidat. Kami hanya bisa menyatakan bahwa kedua kandidat bersaing ketat. Masih ada sejumlah massa mengambang yang sebagian besar adalah anak-anak muda yang akan jadi penentu siapa pemenangnya nanti,” ujar Wahyu.

Menanggapi hasil riset tersebut, Latif Al Ghozali dari pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang, mengatakan, hasil survei kemungkinan dalam minggu ini sudah berubah. Alasannya, debat publik calon gubernur dan wakil gubernur sudah selesai dilakukan.

“Saya tidak membantah hasil riset tersebut, tetapi saya kira sudah berubah karena sebagian pemilih muda sudah menentukan pilihan, siapa yang akan dipilih dalam pemilukada nanti,” kata Latif.

Kepala Bidang Organisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Wasiun, mengatakan, Pemilu seperti Pilkada semestinya menjadi ruang kontestasi yang mencerahkan dalam bingkai demokrasi yang sehat.

Pilkada, menurut dia, adalah sarana demokrasi yang baik untuk menguji gagasan, integritas dan kapasitas calon pemimpin Jawa Tengah 5 tahun ke depan. 

“Sepintas, di Jateng, nuansa politik di akar rumput cukup kondusif. Masyarakat tidak terbelah seperti dalam pilpres 2014-2019 lalu. Kendati masih ada satu, dua kabar bohong atau hoax yang beredar di medsos,” ujarnya.

Retno Dwi Astuti, dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Magelang berharap, gubernur terpilih nanti memiliki program yang menyasar kelompok muda, baik di bidang pendidikan maupun ekonomi kreatif.

Wasiun berharap, pemilihan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota nanti dapat terlaksana dengan damai tanpa insiden yang menciderai iklim demokrasi. (*)