JATENGPRESS.COM, SOLO-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surakarta menggelar kegiatan nonton bareng film ‘Mengejar Mbak Puan’ pada 25 Agustus 2024 di Gedung DPRD Kota Surakarta.
Gelaran nonton bareng film ‘Mengejar Mbak Puan’ yang diinisiasi oleh GMNI Surakarta ini menggandeng berbagai elemen seperti Pusat Kajian Perempuan Solo (PUKAPS), Konde.co, dan Jala PRT.
Tidak hanya nonton bareng, diskusi juga menyertai dalam acara ini. Yakni dengan mengundang Moy Suwartini dari Jala PRT dan Nira Yustika dari PUKAPS sebagai pembicara serta Angel dari GMNI Surakarta sebagai moderator.
Film dokumenter ini bercerita tentang perjalanan para pekerja rumah tangga yang tergabung dalam Jala PRT berupaya untuk mendesak RUU PPRT segera disahkan.
Dengan sangat gamblang, Moy Suwartini menceritakan perjalanannya sebagai pekerja rumah tangga yang penuh dengan perjuangan dimulai dari tidak mengenal organisasi hingga melebur dalam organisasi serta turut memerjuangkan hak-hak teman-teman pekerja rumah tangga.
“Saya pertama kali menjadi pekerja rumah tangga sejak tahun 1996 dan pada kala itu saya belum mengenal organisasi seperti Jala PRT, baru kemudian turut bergabung dan belajar serta memerjuangkan hak-hak pekerja rumah tangga” tegas Moy Suwartini dalam rilis GMNI Surakarta yang diterima Jatengpress.com, Senin (26/8).
Di satu sisi, Nira Yustika memaparkan beberapa analisanya dalam memotret fenomena yang terjadi pada pekerja rumah tangga.
Salah satu analisa yang digunakan ialah analisa ketidakadilan gender dalam perspektif Mansour Fakih.
RUU PPRT seakan-akan tidak dihiraukan oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI.
Padahal, hingga kini naskah tersebut telah berada di meja kerja Puan Maharani tinggal menunggu disahkannya RUU tersebut.
Dengan begitu, secara simbolik, Deana Sari selaku Ketua DPC GMNI Surakarta membacakan rilis media yang diterbitkan oleh Jala PRT sebagai salah satu desakan agar RUU ini segera disahkan. (Lim)