Antisipasi Krisis Pangan, Petani Kalimiru dan Sucenjurutengah Percepat Masa Tanam 1

Jatengpress.com, Purworejo – Untuk mengantisipasi krisis pangan akibat perubahan cuaca yang tak menentu, petani di Kelurahan Sucenjurutengah dan Desa Kalimiru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mempercepat masa tanam (MT) 1.

Seremonial percepatan MT 1 Bulan Oktober 2024 dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Hadi Sadsila, Camat Bayan Dwi Cahyono Hadi Saputro, Lurah Sucenjurutengah Lepot Agusmanto, Kades Kalimiru Agung Yuli Priatmoko serta perwakilan dari Kejari dan Polres Purworejo.

Para pejabat tersebut, didaulat untuk turun ke sawah dan menanam padi sebagai tanda dimulainya masa tanam padi. Kades Kalimiru, Agung Yuli Priatmoko menjelaskan, percepatan masa tanam pertama ini juga untuk optimalisasi lahan pertanian. Karena kedua wilayah ini rentan alih fungsi lahan pertanian.

“Wilayah Kelurahan Sucenjurutengah dan Desa Kalimiru ini kan masuk dalam Perda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) sebagai kawasan perkotaan. Lahan di sini juga zona kuning (boleh untuk usaha). Salah satu langkah inisiatif kami dalam melindungi dari alih fungsi adalah dengan optimalisasi lahan pertanian, sekaligus mencegah krisis pangan,” jelas Agung, Senin (28/10/2024).

Tambah Agung, pihaknya juga mencoba mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Para petani di Sucenjurutengah dan Kalimiru menggunakan pupuk organik cair dan pestisida nabati

“Pupuk organik cair dan pestisida nabati yang kami gunakan, buatan sendiri. Menggunakan tanaman-tanaman yang ada di sekitar kita. Dibuat oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada di Sucen dan Kalimiru. Pupuk organik padat dari kotoran hewan yang telah difermentasi,” terang Agung.

Dengan penggunaan pupuk mix kimia dan organik, menurut Agung, biaya produksi akan lebih murah. Karena bahan-bahan pupuk sudah disediakan oleh alam.

“Tujuan penggunaan pupuk organik buatan, selain mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, baik subsidi maupun non subsidi, juga untuk keberlanjutan pertanian. Target kami, sampai akhir November akan selesai 212 hektar di Sucenjurutengah dan Kalimiru. Sebelum Lebaran, target sudah panen. Untuk air, di wilayah kami aman,” ungkapnya.

Ada prinsip yang diusung oleh para petani di kedua wilayah ini, yakni ‘tidur orangnya, jangan tidur lahannya’. Lahan tidam boleh tidur, harus terus produktif dengan berbagai macam varietas tanaman.

Sementara itu, Pjs Bupati Purworejo yang diwakili oleh Kepala DKPP, Hadi Sadsila mengatakan, percepatan MT 1 ini selaras dengan program utama Kementrian Pertanian, yakni ketahanan pangan.

“Dengan percepatan MT 1 ini, menjadi dukungan nyata bagi program ketahanan pangan. Percepatan masa tanam di Kelurahan Sucenjurutengah dan Desa Kalimiru ini menjadi yang pertama, khususnya di Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini akan kami laporkan ke Kementrian,” kata Hadi Sadsila.

Target pemerintah, lanjut Hadi, dalam empat tahun ke depan harus swasembada pangan. Saat ini, negara kita masih defisit atau kekurangan beras sebanyak 3 juta ton. Sehingga pemerintah masih harus mengimpor beras sebagai cadangan pangan.

“Untuk mencapai swasembada pangan, usaha kita adalah dengan cara memacu produksi. Kendala yang harus kita hadapi adalah, alih fungsi lahan (sawah menjadi tempat usaha) sebagai musuh utama. Kemudian kendala kedua adalah, usia petani saat ini kebanyakan 50 tahun ke atas. Anak muda masih banyak yang belum mau menjadi petani, malas kotor. Padahal pertanian bisa kita siasati dengan teknologi pertanian yang sekarang juga sudah maju,” ungkap Hadi Sadsila..

Selain itu, sempitnya lahan dan susahnya akses permodalan diakui masih menjadi momok petani. Mengenai ketersediaan pupuk subsidi, tahun 2024 ini masih aman dan cukup.

Tahun 2024 ini pupuk cukup, semoga 2025 juga cukup. Jika ada kesulitan pencairan pupuk, silakan hubungi PPL. Sekarang ada integrasi Kartu Tani dan KTP. Asal alokasi pupuknya masih ada (dalam kartu tani), bisa diambil pakai KTP,” pungkas Hadi.

Hadi Sadsila berharap agar percepatan MT 1 di Kelurahan Sucenjurutengah dan Desa Kalimiru ini bisa ditiru oleh desa-desa lain di Purworejo. (NING)