Jatengpress.com, Cilacap – Krisis iklim menjadi isu global yang mendapat perhatian khusus di seluruh dunia sehingga perlu mendapatkan penanganan dari berbagai pihak. Semua bisa berperan sesuai dengan porsinya masing-masing dan di mana pun mereka berada sehingga dampak perubahan iklim bisa tereduksi.
Peran itu tak terkecuali bisa dilakukan oleh Guru Penggerak di Kabupaten Cilacap yang berjumlah 1.445 atau terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Penyelamatan dunia dari perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama agar generasi penerus bisa menikmati Bumi yang lebih baik lagi dan berkualitas sebagai tempat tinggal.
“Semua bisa berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Semua bisa mencegahnya termasuk para guru penggerak di Kabupaten Cilacap,” kata Pj Bupati Cilacap, M. Arif Irwanto saat menyampaikan sambutan pada acara Seminar Peran Guru Penggerak Dalam Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim, Sabtu (7/12/2024) di Pendapa Wijayajusuma Cakti Cilacap.
Menurut Pj Bupati, para Guru Penggerak yang sudah 11 angkatan tersebut bisa berperan melalui sekolah dan mengubah pola perilaku anak didiknya. Tentunya, pengajaran dan perubahan pola perilaku disesuaikan dengan tingkat satuan pendidikannya masing-masing sehingga para anak didik bisa memahami dengan baik.
“Misalnya di TK, SD itu diajari dengan membuang sampah pada tempatnya. Di SMP misalnya bagaimana bisa menghargai lingkungan dan SMA bisa memilah sampah mana yang merusak atau tidak bisa terurai dan mana yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Pemateri untuk acara tersebut adalah M. Nur Hidayat dari komunitas Jejak Jelantah. Moah, begitu dia akrab disapa menyebutkan komunitasnya terus bergerak bersama berbagai stakeholder untuk menjaga lingkungan di Kabupaten Cilacap tetap lestari. Misalnya dengan pemanfaatan minyak bekas atau jelantah yang ternyata laku di pasaran untuk bahan baku bio diesel.
“Kita dorong jangan dibuang langsung ke tanah karena itu akan merusak lingkungan. Kita juga mendorong agar pengurangan karbon bisa lebih optimal di tengah masyarakat,” tutupnya. (LL)