Lagi Belajar di Kelas, Tiga Siswa di Sragen Luka-luka Tertimpa Plafon Atap

Jatengpress.com, Sragen-Tiga peserta didik kelas V SDN Kalimacan Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jateng tertimpa plafon atap ruang kelasnya, Rabu (20/11). Mereka terpaksa dilarikan ke RSUD setempat. 

Tiga peserta didik itu berinisial FH, NW dan SV berusia 11 tahun. Belum lama memulai pelajarannya sekitar pukul 07.30 WIB, tiba-tiba material plafon ambruk dan menimpa para siswa. 

Salah satu siswa mengalami cedera di tangan dan lutut, sementara dua lainnya mengeluhkan pusing akibat kepala tertimpa runtuhan material plafon.

Tak lama kemudian, tim dari Dinas Pendidikan mengecek kondisi bangunan SD, terutama di ruang kelas V. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Prihantomo, menyatakan bahwa kerusakan hanya terjadi pada plafon, sementara struktur atap masih dalam kondisi baik.

“Plafonnya saja yang ambrol, atapnya masih kuat. Secara fisik plafon terlihat baik, tidak ada tanda-tanda kerusakan seperti bercak hitam atau keropos. Kemungkinan lembap karena banyak pohon besar di sekitar,” jelas Prihantomo.

Ia mengaku belum dapat memastikan penyebab utama runtuhnya plafon tersebut.

Usai kejadian, material plafon yang runtuh langsung dibersihkan. Ruang kelas kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Bahkan, dua dari tiga siswa yang sebelumnya dilarikan ke rumah sakit sudah kembali bersekolah.

“Yang dua siswa sudah kembali ke sekolah. Sedangkan satu siswa yang mengalami dislokasi tangan masih dalam penanganan lebih lanjut di rumah sakit,” ungkap Prihantomo.

Meskipun kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal, insiden ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan. 

Prihantomo juga mengimbau pihak sekolah untuk lebih waspada terhadap kondisi fisik ruangan dan segera melaporkan jika ada potensi kerusakan yang membahayakan.

Kepala Bidang (Kabid), SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwarno menambahkan, penyebab ambrolnya plafon kemungkinan akumulasi air pada material itu dan menjadi berat. Kondisi genteng tidak bocor tapi karena hujan angin, lantas udara lembab membuat plafon menjadi berat. 

Suwarno menekankan, yang mengalami kerusakan hanya satu ruang kelas dan dipastikan segera diperbaiki. Bangunan tersebut terakhir direhab pada 2007 dan kondisi tembok serta bangunan lain dipastikan masih bagus.  (*)