Jatengpress.com, Magelang – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alam Al Hikmah Secang meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri. Penghargaan diterima dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia.
Kepala SDIT Alam Al Hikmah, Endang Siami Septiana, mengaku bangga atas pemghargaan tersebut. “Penghargaan itu sebagai buah pembiasaan gerakan perilaku dan budaya lingkungan hidup di sekolah,” katanya, Sabtu (5/10).
Sebelumnya, SDIT Alam Al Hikmah.ini memperoleh penghargaan Adiwiyata Kabupaten pada tahun 2016, Adiwiyata Propinsi (2017), Adiwiyata Nasional (2019) dan diperpanjang (2024), dan Adiwiyata Mandiri tahun 2024.
Menurut Wulandari, Kabid PSPK DLH Kabupaten Magelang, SD IT Alam Al Hikmah Secang telah mengintegrasikan lingkungan hidup dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa diajari memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Di antaranya dengan membuat pupuk organik padat maupun cair serta budidaya maggot. Siswa juga belajar konservasi air dan tanah diantaranya dengan memanfaatkan air bekas wudhu untuk menyiram tanaman secara rutin di sekolah.
“Dengan pembelajaran perilaku ramah lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan diharapkan siswa sebagai generasi penerus bisa menjaga kelestarian alam serta meminimalisir terjadinya perubahan iklim. Semoga pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi anak didik, sekolah dan lingkungannya,” imbuhnya.
Penyerahan penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024 berlangsung di Auditorium Dr Ir Soejarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (02/10).
Terkait penerimaan penghargaan ini, Kabupaten Magelang mengirimkan 5 sekolah. Yaitu SD N Grabag 1, SD N Salaman 2, SMP N 1 Mungkid dan SMP N 1 Ngablak untuk meraih penghargaan Adiwiyata Nasional. Sedang SDIT Alam Al Hikmah menerima penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Wakil Menteri Alu Dohon mengatakan, dmenghadapi tantangan pengelolaan lingkungan hidup yang kian kompleks, pendidikan lingkungan hidup di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan lingkungan hidup tidak hanya memberikan pengetahuan tentang permasalahan lingkungan hidup, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, sikap peduli, keterampilan dan perilaku yang merupakan tindakan nyata untuk menjaga lingkungan hidup.
“Dengan membekali siswa dengan pemahaman lingkungan hidup yang komprehensif, kita bisa mengembangkan kader Adiwiyata yang akan menjadi agen perubahan untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Wamen.
Alu Dohon menegaskan, sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan penting dalam mengubah perilaku, membangun karakter, dan mencetak generasi penerus bangsa yang berwawasan lingkungan.
Dia menjelaskan, pendidikan lingkungan hidup merupakan proses yang berkesinambungan dan sangat penting bagi masa depan planet ini.
“Semakin cepat kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, semakin besar peluang kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lingkungan yang lestari dan lestari,” ujarnya.
Kepala Badan P2SDM KLHK, Ade Palguna Ruteka menjelaskan, penilaian Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Nasional Tahun 2024 diikuti oleh 1.028 sekolah.
“Setelah dilakukan seleksi administrasi, penilaian dokumen dan verifikasi lapangan, ditetapkan Sekolah Adiwiyata Mandiri sebanyak 208 sekolah dari 22 provinsi dan Sekolah Adiwiyata Nasional sebanyak 512 sekolah dari 31 Provinsi,” ujarnya. (*)