Puluhan Tahun Terkena Banjir, Suteni Mengaku Sedih Harus Pindah Rumah

Jatengpress.com, Purworejo – Pengadaan tanah untuk proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir dan Pengaman Pantai Kawasan Bandara International Yogyakarta (YIA) Kabupaten Purworejo di Sempadan Sungai Bogowonto terus dilaksanakan. Sebelumnya Pelaksana Pengadaan Tanah (P2T) telah menyelesaikan inventarisasi dan identifikasi (inven iden) di Desa Jogoboyo dan Watukuro, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.

Hari ini, Rabu (08/10/2024) P2T melakukan inven iden tanah terdampak di Desa Bapangsari, Bagelen, Bagelen di Kecamatan Bagelen. Serta satu lagi di Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi.

Suteni (55), warga RT 2 RW 3, Dusun Bapangan, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jateng di rumahnya yang terdampak proyek pengendali banjir milik BBWSSO. (Foto: Jatengpress.com/Ning)

Ada dua buah rumah terdampak di pinggiran Sungai Bogowonto, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen yang hari ini diukur dan ditaksir bangunan serta tanam tumbuhnya. Salah satu pemilik rumah, Suteni (55), warga RT 2 RW 3, Dusun Bapangan, Desa Bapangsari mengatakan bahwa, sejak tahun 2016 halaman rumahnya tergerus banjir Sungai Bogowonto.

“Sini (Dusun Bapangan) memang langganan banjir, sudah lama, puluhan tahun. Kalau banjir, rumah saya bisa terendam kurang lebih 2 meter. Saya dan warga lain biasanya mengungsi ke Masjid yang tidak kebanjiran. Bisa sampai seminggu kalau ngungsi. Alhamdulillah, tahun ini tidak banjir setelah ada Bendungan Bener,” tutur Suteni di sela-sela proses inven iden lahan dan rumah miliknya.

Suteni melanjutkan, rumah dan bangunan warung miliknya terdampak proyek parapat. Adapun tanahnya yang terdampak selama ini ditanami pohon matoa, kelapa, mangga dan bambu.

“Pohon Matoa saya ini kalau panen lumayan hasilnya, per pohon bisa menghasilkan Rp1 juta. Saya senang dengan adanya proyek ini, tapi sebenarnya sedih juga karena harus pindah dari rumah tempat saya lahir ini. Nanti kalau sudah dapat uang pengganti, saya akan pindah ke tanah milik adik di dekat gardu merah. Sekitar 500 meter dari sini,” ungkap Suteni.

Terpisah, Ketua P2T yang juga Kepala Kantor Pertanahan atau BPN Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto menjelaskan bahwa, inven iden hari ini melanjutkan kegiatan tahap pertama di Desa Jogoboyo dan Watukuro.

“Inven iden hari ini di Desa Bapangsari 9 bidang, Bagelen 1 bidang, Bugel 1 bidang (Kecamatan Bagelen). Kemudian di Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi ada satu bidang terdampak. Total 15 bidang hari ini telah selesai jam 12.00 WIB. Besok inven iden di Desa Pejagran, Wasiat dan Tunjungan, Kecamatan Ngombol,” tutur Andri.

Lanjut dia, pihwknya melibatkan Dinas PUPR untuk menginventarisir bangunan serta Dinas Pertanian untuk menginventaris tanam tumbuh di tanah terdampak proyek pengendali banjir ini. Dari total tanah terdampak sebanyak 152 bidang, telah terselesaikan sebanyak 91 bidang, kurang 61 bidang.

“Saya yakin, kami akan bisa menyelesiakan lebih cepat dari target. Sebelum 12 Desember Uang Ganti Rugi (UGR) busa terbayrakan,” ungkap Andri optimis.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), sebagai instansi yang memerlukan tanah menargetkan 152 bidang dengan luas 5,64 hektar. Tanah terdampak berada pada 9 desa di tiga kecamatan yakni Bagelen, Purwodadi dan Ngombol. Untuk Kecamatan Bagelen desa yang terdampak adalah Bapangsari, Bagelen dan Bugel.

Kemudian Kecamatan Purwodadi ada Desa Purwosari, Jogoboyo dan Watukuro. Lalu, Kecamatan Ngombol ada Desa Wasiat, Pejagran dan Tunjungan.

Dari jumlah bidang tanah yang terdampak tersebut, tanah yang sudah memiliki sertifikat hak milik (SHM) berjumlah 97, letter C sebanyak 51 bidang, dan tanah kas desa (TKD) sebanyak empat bidang. Tanah Kas Desa berada di Desa Jogoboyo dengan luas 994 meter persegi. NING.