JATENGPRESS, TEMANGGUNG – Suatu pemandangan tidak biasa mewarnai upacara bendera memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Campur Rejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung, Sabtu (17/8) pagi.
Pemandangan tidak biasa itu lantaran para peserta upacara, baik tua dan muda kompak mengenakan seragam ala anak Sekolah Dasar (SD). Baju putih, celana merah. Begitu juga topi dan dasi yang dikenakan.
Pagi itu, ratusan warga berbondong-bondong menuju Beteng Sata, lokasi wisata unggulan Desa Campur Rejo untuk mengikuti upacara. Mereka rela jalan kaki menuju lokasi yang berada di atas perbukitan dengan pemandangan alam memesona.
Keikutsertaan para orang dewasa yang mengenakan seragam SD membuat upacara semakin meriah. Meski sudah berumur di kisaran 35 tahun atau lebih namun tetap tampil percaya diri dengan kembali menjadi siswa SD.
“Seru sekali bisa upacara mengenakan seragam SD. Jadi ingat masa sekolah dulu,” ucap Nurfaizah (38), salah satu warga.
Guris (36), juga peserta upacara, mengatakan, momentum upacara dengan berseragam SD ini tidak hanya untuk memeriahkan HUT RI. Namun ia berharap momentum ini menjadi awal perbaikan pendidikan masyarakat Temanggung.
“Semoga ke depan pendidikan di Temanggung semakin baik. Makin banyak anak yang sekolah hingga perguruan tinggi,” ucapnya.
Kades Campur Rejo, Agus Setyawan, mengatakan, pemilihan seragam SD bagi peserta upacara juga bukan tanpa makna. Seragam berwarna merah putih ini adalah salah satu bentuk dukungan serta kepeduliannya terhadap masalah pendidikan dasar.
“Merujuk data statistik Kabupaten Temanggung tahun 2023, jumlah penduduk yang tidak tamat SD mencapai 391.175 orang. Sedangkan yang hanya lulus SD mencapai 176.194 orang,” ucapnya.
Pada tahun sebelumnya, tahun 2022, jumlah penduduk yang tidak tamat SD mencapai 385.683 orang. Sedangkan yang lulus SD berjumlah 176.343 orang.
Jumlah mereka yang tidak atau belum tamat SD mengalami peningkatan yang cukup drastis, mengingat di tahun 2020 jumlahnya masih berada di angka 151.779 orang.
“Pendidikan dasar adalah hak setiap warga negara. Dengan bekal pendidikan yang memadai, pembangunan kualitas manusia dan kemajuan sebuah daerah akan semakin mudah tercapai. Dalam hal ini, Desa Campurejo sangat peduli dan mendorong suksesnya program wajib belajar 12 tahun,” imbuhnya.
Teekait dipilihnya Beteng Sata sebagai lokasi upacara karena lokasi itu adalah ikon Desa Campur Rejo dan menjadi lokasi wisata kebanggan warga setempat. Desain bangunan yang klasik laksana benteng pertahanan ditambah pemandangan alam sekitar yang eksotis menjadikan alasan dipilihnya pelaksanaan upacara peringatan HUT Republik Indonesia tahun ini.
“Tempat ini memiliki makna mendalam bagi warga. Selain bentuk bangunan yang monumental, panorama alamnya juga luar biasa indah karena dikelilingi perbukitan. Banyak pengunjung datang untuk menyaksikan sunrise dari titik ini,” jelasnya. (Tri Budi Hartoyo)