JATENGPRESS, MAGELANG – Guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, Kota Magelang tak henti berinovasi. Seperti dilakukan Pusat Kesejahteraan Sosial Layanan Pengaduan Responsif Integratif (Layanan Prima) bagi masyarakat.
Program tersebut bertujuan untuk memberikan respons yang cepat dan efektif terhadap berbagai keluhan dan aspirasi warga di tingkat RW.
Ketua Satgas Layanan Prima, Praditya Dedy Haryanto, menyebut latarbelakang lahirnya inovasi itu. Yakni, masih adanya kemiskinan dan pengangguran di Kota Magelang. Angka kemiskinan 5,94% dan pengangguran 5,25% (Data BPS pada semester I tahun 2024).
Di sisi lain, Pemkot Magelang sudah melakukan upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Antara lain, dengan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, program pemberdayaan sosial, kewirausahaan dan program-program lainnya.
“Masih ada warga yang mengeluhkan tentang program-program yang dilaksanakan. Masih kurangnya akses informasi program dan akses penyampaian keluhan masyarakat terhadap program pemerintah,” ujar Dedy, yang juga Camat Magelang Tengah.
Layanan Prima hadir sebagai layanan langsung dan dekat dengan masyarakat, khususnya aduan tentang program pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Layanan ini sekaligus sebagai pos atau unit layanan informasi tentang program tersebut.
Pos layanan akan dibuka di seluruh RW, tiap hari Senin dan Kamis, pukul 09.00 – 12.00 WIB. Petugas akan menerima dan mencatat aduan warga, lalu menginput di sebuah aplikasi yang sedang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistika (Diskominsta) Kota Magelang.
Petugas yang dilibatkan adalah pendamping Rodanya Mas Bagia (70 orang), Atensi Dinas Sosial (192 orang), petugas Kelurahan dan Kecamatan (40 orang).
“Setelah aduan diterima, selanjutnya akan dibentuk forum desk (diskusi). Lalu desk akan memberikan solusi,” imbuh Dedy.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz menuturkan, gagasan luar biasa ini sebagai bentuk nyata komitmen Pemkot Magelang untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat.
Selama ini, menurut dia, masih ada warga yang merasa belum mendapatkan pelayanan. Misal, program jaring sosial, pendidikan, informasi pekerjaan dan sebagainya. Meski sudah diupayakan dengan mengubah pola atau mekanisme, ternyata program tidak teraplikasi secara merata.
“Melalui Layanan Prima ini diharapkan layanan langsung kepada masyarakat. Kalau perlu jemput bola. Jadi akan kelihatan (kondisi) rumahnya bagaimana, sosial kemasyarakatannya dan ekonominya bagaimana. Nanti akan didiskusikan,” jelas Aziz.
Di bagian lain, pihaknya mendorong masyarakat untuk membudayakan sedekah sebagai bagian upaya pengentasan kemiskinan. (TB).