BOB Gelar BiosfeRun, Dukung Keberadaan Cagar Biosfer Merapi-Merbabu-Menoreh

Jatengpress.com, Kulonprogo – Badan Otorita Borobudur (BOB), menggelar BiosfeRun untuk mendukung keberadaan Cagar Biosfer Merapi-Merbabu-Menoreh yang telah diresmikan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO sejak 28 Oktober 2020 lalu. Event Sport Tourism ini diselenggarakan di Lapangan Kalurahan (desa) Pagerharjo, Kapanewon (Kecamatan) Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY.

Perlu diketahui, Biosfer Run adalah kompetisi lari lintas alam yang diselenggarakan di kawasan cagar biosfer untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan.

Event trail run yang telah diselenggarakan kali ketiga ini semakin bertumbuh dengan kepesertaan pelari manca yang berasal dari 32 negara, seperti Afghanistan, Australia, Bulgaria, India, Rusia, Swiss, Taiwan, Uganda, dan Zimbabwe. Selain itu, diikuti pula pelari trail dari Indonesia yang berasal dari Aceh, Banten, DKI Jakarta, DIY, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

BiosfeRun adalah re-branding event trail BOB Forest Run yang telah terselenggara dua kali pada tahun 2022 dan 2023. Direktur Utama BOB, Agustin Peranginangin menerangkan bahwa, BiosfeRun bertujuan u tuk memperkenalkan kawasan pariwisata di sekitar (daerah penyangga) Borobudur di Gugusan Perbukitan Menoreh yang memiliki banyak keunikan.

“Seperti kisah-kisah dalam novel, cerita bersambung yang populer di tahun 80-90an, 0egunungan Menoreh memiliki keunikan. Menoreh memiliki potensi biosfer yang luar biasa, Unesco juga telah menetapkannya sebagai Cagar Biosfer bersama kawasan Merapi dan Merbabu,” kata Angin dalam sesi wawancara, Minggu (13/10/2024).

BiosfeRun ini dapat menjadi atraksi wisata olahraga (sport tourism) baru agar tidak hanya mengeksploitasi Candi Borobudur Magelang atau Malioboro di Yogyakarta.

“Pasca Pandemi Covid-19, ada perubahan wisata, sekarang bergeser ke sport tourism. Dalam event ini, ada beberapa desa dilalui oleh para pelari. Para pelari ini tidak hanya mengejar podium (juara), mereka mencari enjoy. Biasanya para pelari akan berhenti untuk melakukan selfie atau wefie untuk diupload ke medsos mereka. Bayangkan jika 1006 pelari yang terdaftar hari ini mengunggah foto ke internet, akan menjadi propaganda yang luar biasa,” ujar Angin.

GKR Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Yogyakarta, juga menjelaskan bahwa event ini sangat positif bagi pariwisata DIY.

“Event seperti ini sangat positif karena dapat menampilkan bagian lain dari Yogyakarta selain Malioboro. Lari sudah sangat digandrungi wisatawan, sehingga event ini cocok untuk Yogyakarta khususnya untuk Kulon Progo,” kata GKR Bendara.

Salah satu peserta putri, Ria Beliana (41) dari Kota Semarang, Jateng, yang ikut lari di jarak 5 KM mengaku rute yang ada sangat menantang. Ia datang bersama dengan teman-temannya.

“Rute sangat menantang, tak jauh dari tempat start (Lapangan Pagerharjo), kami langsung masuk ke hutan. Pemandangan bagus, penunjuk arah juga jelas banget. Sendirian pun tidak akan nyasar. Saya berhasil sampai ke finish dalam 57 menit dari target waktu yang ditentukan panitia selama 2 jam,” kata Ria.

Ari, teman Ria menambahkan, ada spot menantang yang harus dilalui para pelari, yakni tebing yang nyaris vertikal.

“Kami harus menggunakan tali untuk naik. Tingginya sekitar 20 meter, tapi sangat menantang,” ungkap Ari.

Ria Beliana, asal Kota Semarang peserta BOB BiosfeRun kelas 5K. (Foto: Jatengpress.com/Ning)

Terpisah, Lurah (Kades) Pagerharjo, Widayat menyampaikan, kalurahannya memiliki banyak spot wisata alam dan produk UMKM serta homestay bagi yang ingin menginap. Wisata alam yang menjadi andalan adalah kebun teh dan Plono Camping Ground.

“Di kalurahan (desa) kami juga ada wisata edukasi pertanian. Wisatawan kami ajarkan bagaimana menanam, merawat, memetik dan pasca panen. Ada vanili dan kopi. Kami juga menawarkan wisata edukasi pengolahan susu kambing etawa. Biasanya yang datang ke sini rombongan pelajar dari Jogja, Semarang,” tutur Widayat. NING