Jatengpress.com, Purworejo – Pelaksana Pengadaan Tanah (P2T) pada Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir dan Pengaman Pantai Kawasan YIA pada Sungai Bogowonto Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melaksanakan pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) dan pelepasan hak atas tanah warga terdampak.
Pelaksanaan UGR tahap kedua ini, berlangsung di Balai Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Rabu (11/12/2024). Target UGR hari ini, diberikan kepada 19 orang pemilik 23 bidang tanah terdampak proyek milik Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) ini.
Pemberian UGR hari ini, alhamdulillah berjalan lancar. Hari ini UGR untuk warga Desa Bapangsari, Bagelen (Kecamatan Bagelen). Serta warga Desa Watukuro dan Purwosari (Kecamatan Purwodadi). Untuk warga Desa Jogoboyo (Kecamatan Purwodadi) rencana minggu depan, Senin atau Selasa,” tutur Ketua P2T yang juga Kepala Kantor Pertanahan/BPN Purworejo, Andri Kristanto.
Dari total 177 bidang tanah terdampak, semua telha setuju, hanya satu warga Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol yang masih belum memberikan persetujuan. Andri mengatakan, PYB (Pihak yang Berhak) yang belum setuju, diberi waktu selama 14 hari sejak musyawarah ketiga (9/12) lalu untuk mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri (PN) Purworejo.
“Jika PYB tidak mengajukan keberatan, maka UGRnya akan dititipkan ke PN Purworejo (konsinyasi). Kami tunggu sampai batas waktu pengajuan keberatan,” tambah Andri
Dari target 23 bidang milik 19 orang yang diberikan UGR hari ini, lanjutnya, terealisasi sebanyak 17 bidang milik 14 orang. Adapun 5 orang PYB pemilik 6 bidang tanah yang belum bisa hadir karena di luar daerah yaitu, warga Desa Bapangsari (3 orang, 4 bidang) dan warga Purwosari (2 bidang, 2 orang).
Kemudian satu bidang tanah dimiliki oleh beberapa orang (cs), PYB juga belum bisa hadir. Total UGR yang diberikan Rp9.038.879.000.
Sementara itu, penerima UGR terbanyak hari ini adalah, Sri Nuryati, warha Desa Watukuro, Kecamatan Purwodadi. Ia mendapatkan Rp3, 979 miliar untuk dua bidang tanah serta tanam tumbuhnya.
“Dapat Rp3.979.000.000 untuk ganti kerugian 2 bidang tanah. Luasnya 1.350 dan 1.200 meter persegi. Kalau dibagi, per meter dihargai Rp1,3 juta. Untuk tanam tbuj saya mendapat Rp80 juta. Tanah saya di depan Kantor Desa Watukuro, saya tanami kelapa, pisang, pohon jati juga ada,” tutur Sri Nuryati.
Mendapat rejeki berlimpah nyari Rp4 M, Sri yang memiliki usaha kos-losan di Jakarta Pusat itu mengaku uangnya akan ditabung.
“Saya ingin mengajak keluarga naik haji. Lalu untuk memperbaiki rumah, dapurnya hampir roboh. Kata petugas bank (Bank BPD DIY), uangnya bisa langsung diambil, tidak perlu menunggu, sudah ada sesuai jumlah di rekening,” pungkas Sri. NING