Jatengpress.com, Sragen-Perbaikan Jembatan Winong penghubung Jateng-Jatim di Desa Tunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen dipastikan tak bisa dilakukan segera. Dibutuhkan anggaran hingga miliaran rupiah bersumber APBD perubahan 2025.
Selain itu ada sumber pembiayaan alternatif seperti dana tak terduga (DTT) dari APBD kabupaten Sragen 2025. Perencanaan anggaran masih dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Sebagaimana diberitakan, jembatan itu ambrol pada Minggu malam kemarin. Kondisi demikian membuat akses lalu lintas putus total.
Hasil pendataan DPU menyebutkan Jembatan Winong 1 yang berada di ruas Jalan Tunggul-Winong mempunyai panjang bentang sekitar 11,4 meter terbagi dua bentang masing masing berukuran panjang 5,2 m sedangkan lebar jembatan mencapai 4,5 meter
Berdasarkan analisa, rencana pembangunan Jembatan Winong baru ke depan diperlukan penambahan volume panjang dan lebar jembatan.
Untuk ke depan, panjang jembatan Winong akan ditambah menjadi 30 meter, sedangkan lebar juga akan diperbaharui menjadi 7 meter. Kemudian tinggi jembatan akan ditambah menjadi 10 meter dari dasar sungai.
Sedangkan untuk usulan pembangunan jembatan Winong baru, dari hasil kajian tim teknis DPU, diestimasi anggarannya mencapai Rp 5 Miliar.
Ketua Tim Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPU Sragen, Stefanus Priyo Harjanto menyebutkan, kondisi jembatan Winong 1 yang ambrol sama sekali tidak bisa diakses baik dari kecamatan Sine Kabupaten Ngawi maupun sebaliknya.
“Akses jalan menuju Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur dan Desa Jambean sementara ini ditutup dan dialihkan,” ungkapnya, Selasa (17/12)
Kondisi tanah pada sisi timur dan barat jembatan mengalami longsor atau terkikis sedikit demi sedikit karena arus sungai. Sedangkan kondisi talud sebelah utara jembatan sepanjang Sungai Winong mengalami longsor.
“Hasil survei dan analisa sudah sudah kita sampaikan kepada Kepala dinas DPU dan OPD terkait,” kata Priyo.
Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku sudah mendapat laporan terkait jembatan putus di Tunggul, Gondang. Dia meminta Sekda Sragen Hargiyanto untuk mengkaji terkait tindak lanjut penanganannya. BPBD Sragen juga dapat mengusulkan pembiayaannya dari DTT.
“Untuk kebijakan anggaran kemungkinan bisa diambil dari APBD Perubahan 2025,” ujarnya.
Jembatan tersebut dibangun bersamaan dengan pembangunan Bendung Winong pada zaman Kolonial Belanda, yakni sekitar 1935. (Abdul Alim)