Suasana Emosional Warna Pelepasan Agus Sebagai Cabup Temanggung

Jatengpress.com, Temanggung – Haru dan penuh emosional merebak ketika Agus Setyawan pamit mengundurkan diri dari jabatan Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temangggung, Rabu (25/9).

Ribuan warga tidak kuasa menahan titik airmata di pelupuk mata. Dengan penuh haru mereka melepas sang kepala desa yang maju sebagai calon bupati melalui Pemilihan Bupati (Pilbup) 2024.

Saat keluar rumah hendak menuju balai desa, laki-laki yang akrab disapa Agus Gondrong disambut ribuan warga. Satu per satu warga berebut menyalami dan memeluk suami Panca Dewi, anggota DPRD Kabupaten Temanggung.

Meski berat, namun warga terlihat rela imelepas kepergian Agus untuk tujuan yang lebih mulia. Berjuang bagi seluruh masyarakat Temanggung supaya lebih sejahtera.

“Maturnuwun Pak Agus sudah ngemong kami. Maaf kalau selama ini kami warga banyak salah sama bapak. Bapak sehat terus nggih,” ucap Narti (50), salah satu warga.

“Jangan pernah lupakan kami ya pak,” timpal warga lainnya.

Seakn tiada henti masyarakat silih berganti menyalami dan memeluk Agus dan keluarga. 

“Kalau boleh memilih, kami tetap ingin Pak Agus di sini, memimpin kami. Tapi karena ini untuk tujuan yang lebih mulia, kami ikhlas dan pasti mendukung,” ucap Haida Sofa (31), juga warga Campurejo.

Masih terkenang dalam ingatan Haida, bagaimana Agus mengubah wajah Campurejo yang terpencil menjadi desa maju. Membangun satu sudut ke sudut lain sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Sejak pak Agus menjabat tahun 2007, Campurejo makin maju dengan adanya pembangunan infrastruktur yang masif. Jalan desa dibangun, sampai jalan menuju ladang juga diperbaiki agar para petani mudah mengangkut hasil bumi,” jelasnya.

Agus, lanjut Haida, berhasil membawa Campurejo sebagai pelopor pengembangan internet untuk desa lain di Indonesia. Tahun 2015, Campurejo mendapat predikat Desa Cyber pertama di Jawa Tengah.

“Belum lagi kepedulian pak Agus pada seni budaya, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan lainnya. Kami tidak tahu, apakah bisa mendapat pemimpin seperti pak Agus nantinya. Sepertinya susah, mendekati saja tidak mungkin,” ungkapnya.

Hal senada dirasakan Jalerno (37),  warga Campurejo lainnya. Menurut dia, Agus tak hanya menyulap Campurejo menjadi maju, namun juga membuat masyarakat nyawiji, guyub, rukun dan saling menghormati.

“Itu karena pak Agus pinter ngemong masyarakat, istilahnya nguwongke rakyat (sangat menghormati dan mencintai rakyat) dan tidak pernah membeda-bedakan,” jelasnya.

Ia tahu betul bagaimana Agus total melayani masyarakat. Setiap ada persoalan, Agus selalu tampil di depan dan menyelesaikan. Tak jarang, Jalerno melihat kadesnya itu merogoh kantong pribadi untuk membantu warga yang tidak tercover anggaran.

“Wah banyak sekali itu (membantu masyarakat dengan dana pribadi). Semisal pak Agus meminta kembali, desa tidak akan mampu melunasi,” ucapnya.

Sementara itu, Agus berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan. Apa yang telah dibangun selama ini agar dijaga untuk anak cucu tercinta.

“Saya pribadi dan keluarga mohon maaf kepada panjenengan semua, jika selama ini ada kesalahan. Matur nuwun telah berjuang bersama memajukan Desa Campurejo. Saya titip Campurejo, tetap jaga kerukunan dan persatuan,” ucapnya.

Acara perpisahan Agus Gondrong sebagai kepala desa Campurejo berlangsung meriah. Sejumlah seni budaya seperti marching band, topeng ireng, calung, kuda lumping, hadroh dan lainnya ditampilkan untuk memeriahkan suasana. Selama menjabat sebagai kepala desa, Agus memang sangat konsen di bidang seni budaya dan membuat 37 kelompok seni budaya di desanya. (TB)