JATENGPRESS SEMARANG – Demo yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat di Semarang, Kamis (22/8) siang berakhir rusuh.
Aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa mahasiswa, setelah situasi tidak terkendali lantaran mahasiswa memaksa merangsek masuk untuk menduduki gedung DPRD.
Aksi ribuan mahasiswa menggugat kekuasaan politik saat ini, yang menjurus kepada oligarki di tangan satu keluarga Jokowi dan kelompoknya, awalnya berlangsung di jalan Pahlawan, tepat depan gedung DPRD Jateng, dimulai pukul 11.00.
Massa tak henti hentinya mencaci maki Jokowi dengan lingkaran kekuasaannya. Rencana rapat paripurna DPR RI yang rencananya digelar hari ini di Senayan Jakarta, yang tak menggubris keputusan Mahkamah Konstitusi tentang batas minimal usia calon kepala daerah, menjadi pemicu aksi demo besar-besaran ini.
MK memutuskan batas minimal calon kepala daerah adalah 30 tahun, namun Badan Legislatif DPR RI disorot memiliki rencana untuk tidak menggubris keputusan MK, dengan menjadikan batas minimal calon kepala daerah adalah 25 tahun. Hal ini ditengarai merupakan siasat untuk meloloskan anak bungsu Jokowi Kaesang Pangarep melaju di pencalonan pilkada.
Sekitar pukul 12.30 massa aksi di Semarang yang awalnya berlangsung di Jalan Pahlawan depan gedung DPRD, bergerak bergeser ke samping kiri gedung DPRD, di depan pintu gerbang samping yang berhadapan dengan Taman Indonesia Kaya.
Di pertigaan ini massa menyesaki pertigaan Jalan Menteri Supeno- Jalan Pahlawan. Situasi tegang lantaran sesekali terjadi lemparan botol dari oknum massa ke arah aparat Dalmas Polda Jateng yang berjaga di gerbang samping gedung DPRD.
Dengan koordinasi dari mobil komando mahasiswa, massa berjalan jongkok menuju gerbang. Situasi memanas setelah mahasiswa merangsek dan menjebol pagar besi gerbang masuk.
Tim Dalmas Sabhara gabungan Polda Jateng dan Polrestabes Semarang membentuk pagar betis mempertahankan agar mahasiswa tidak masuk ke kompleks DPRD, dengan didukung oleh mobil water Cannon. Sementara puluhan aparat bersenjata gas air mata juga bersiaga penuh.
Eskalasi terus memanas, lantaran mahasiswa mencoba terus merangsek masuk dan saling dorong dengan barisan Dalmas.
Situasi memuncak saat mahasiswa semakin mengerahkan kekuatannya. Saling dorong aparat melawan mahasiswa tak terhindarkan.
Aparat pun bergerak memukul mundur mahasiswa. Kerusuhan tak terhindarkan. Mahasiswa belarian saat water Cannon disemprotkan, dan gas air mata ditembakkan berulangkali.
Massa mahasiswa bubar berlarian masuk ke Taman Indonesia Kaya (Taman KB), sebagian jalan Pahlawan arah lapangan Simpanglima, sebagian mahasiswa Undip masuk ke jalan Imam Bardjo, dan sebagian lainnya ke jalan pahlawan kembali ke depan gedung DPRD.
Udara yang bertiup membuat tembakan gas air mata menyebar hingga tak hanya berhasil mengusir demonstran, namun juga mengenai sejumlah wartawan.
JatengPress yang berada di lokasi, tak urung terkena gas air mata dan nafas sesak, hingga mendapat pertolongan bantuan oksigen dari aparat kepolisian dan sejumlah wartawan lain.
Setelah berhasil memukul mundur mahasiswa, situasi kembali dalam penguasaan penuh aparat kepolisian. (Cip)