Jatengpress.com, Semarang – Malam tujuh hari meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy (17), siswa SMK Negeri 4 Kota Semarang yang ditembak oleh oknum anggota polisi, ratusan anak muda di kota Semarang menggelar doa bersama, Jumat (29/11) malam.
Gelar doa bersama dilakukan di Jalan Pandanaran II Kelurahan Mugassari, tepat di depan gerbang sekolah SMK Negeri 4 Kota Semarang. Sekitar pukul 19.00 massa sudah mulai berkumpul di titik doa bersama.
Banyaknya peserta doa bersama, hingga Jalan Pandanaran II ditutup untuk lalu-lintas umum.

Alunan doa dan orasi silih berganti, menyuarakan keprihatinan atas rekan mereka sesama pelajar SMK, akibat arogansi oknum polisi.
Selain pelajar SMK, doa bersama juga dihadiri kalangan mahasiswa.
Teriakan-teriakan makian dan hujatan beberapa kali diungkapkan oleh peserta.
Gamma dikabarkan meninggal dunia Minggu (24/11) dinihari di kawasan Kalipancur, Semarang.
Beredar versi di masyarakat bahwa penembakan terhadap anak yatim asal Sragen tersebut, dipicu oleh senggolan motor antara korban bersama dua rekannya, dengan seorang oknum polisi, yang berujung kepada penembakan.
Versi Polrestabes Semarang, seperti disampaikan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar bermula dari tawuran dua gangster, geng Pojok Tanggul dan geng Seroja.
Saat tawuran, Aipda Robiq Zaenudin yang oerakanan pulang ke rumah mencoba melerai, namun mendapatkan perlawanan. Hingga akhirnya Aipda Robiq melakukan tembakan terhadap korban.

Namun pernyataan polisi ini dibantah oleh guru dan teman-teman Gamma, yang mengatakan bahwa rekam jejak Gamma adalah anak baik-baik, tidak pernah terlibat tawuran.
Gamma adalah siswa berprestasi, masuk dalam tim Kaskibra SMK Negeri 4 Kota Semarang. Bahkan bulan dua lalu Gamma bersama teman-temannya berhasil menyabet juara III Peraturan Baris Berbaris (PBB) pada Porsimaptar (Pekan Olahraga dan Integrasi Mahasiswa, Pelajar dan Taruna) yang digelar di Akpol Semarang.
Keterangan yang diperoleh awak media dari sekitar kejadian, seorang Satpam perumahan Paramount juga mengatakan malam itu tidak ada aksi tawuran.
Aksi doa bersama Jumat (29/11) malam sendiri berlangsung penuh keharuan. Sejumlah remaja perempuan nampak menangis, di sela pembacaan orasi dan doa bersama.
Seorang gadis duduk bersandar di depan dinding pagar bertuliskan SMK Negeri 4 Kota Semarang, tak henti-hentinya menangis sesenggukan, di antara ratusan peserta doa bersama.
Di dekatnya, di depan tembok pagar bertuliskan SMK Negeri 4 Kota Semarang, disitulah peserta doa bersama menyalakan dan meletakkan lilin dan karangan bunga. Suasana semakin memantik emosi kesedihan, ketika peserta membacakan doa bagi Gamma, yang merupakan siswa kelas XI jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 4 Kota Semarang.
Sedangkan di sudut kanan bawah gerbang masuk sekolah, di diletakkan foto Gamma yang berada di dalam bingkai, lengkap dengan tulisan nama lengkap Gamma Rizkynata Oktafandy. Bingkai foto tersebut dikelilingi banyak karangan bunga.
Peserta aksi pun sepakat bahwa Gamma bukan pelaku tawuran.
“Saya tidak percaya dia (Hamma, red) ikut-ikutan tawuran,” kata seorang peserta aksi yang meminta tidak disebutkan namanya. (Cip)