Karangan Bunga Duka Cita untuk Gamma, dari Pengacara hingga Komunitas Masyarakat Biasa

Jatengpress.com, Semarang – Beberapa hari terakhir trotoar depan SMK Negeri 4 Kota Semarang nampak dipenuhi deretan karangan bunga.

Itu adalah karangan bunga ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy (17), siswa kelas XI jurusan Teknik Mesin 2 SMK Negeri 4 Kota Semarang, yang meninggal dunia pada Minggu (24/11) dinihari, akibat ditembak oleh oknum polisi.

Dari pantauan, sampai Sabtu (30/11) pagi, puluhan karangan bunga masih berjejer di trotoar depan sekolahan tersebut, di Jalan Pandanaran II Nomor 7.

Karangan bunga berjejer di sepanjang trotoar sisi kiri dan kanan gerbang masuk SMK Negeri 4, banyak dikirim dari profesi pengacara ternama di Kota Semarang, alumni, hingga komunitas masyarakat biasa.

Sedangkan beberapa poster yang ditinggalkan oleh peserta doa bersama pada Jumat (29/11) malam, masih tertempel di pagar, di samping deretan karangan bunga.

Beberapa karangan bunga antara lain dari Law Office Rangkey Margana and Associate, Ronny Talapessy Law Firm, Law Office Aji dan Partnerd, John Richatd Latuihamallo SH MH dan Partner Law Office, Didik Sugeng Law Firm dan Partner, Denas.Co Attorney at Law, dan Forum Ormas-LSM Bersatu.

Selanjutnya terdapat Dinding pagar identitas Tulisan SMK Negeri 4 Kota Semarang Jalan Pandanaran II Nomor 7.

Di sebelah kirinya, terpampang lagi karangan bunga dari Komunitas Media Semarang, Keluarga Besar Alumni 98 TPL/MP SMKN 4 Semarang, Eks Anak STM Semarang, dan Anak Motor Tolak Kekerasan.

Di sebelah kiri deretan karangan bunga tersebut, dimana gapura gerbang masuk sekolahan, terdapat Foto Gamma. Foto hitam putih berbingkai tersebut diletakkan di trotoar di sudut bawah sebelah kanan gapura, bertuliskan nama lengkap Gamma Rizkynata Oktafandy, yang dikelilingi karangan bunga tangkai.

Di deretan pagar sebelah kiri gapura, berjejer lagi karangan bunga duka cita dari Aliansi Warga Semarang Tolak Kekerasan, Alumni Mahasiswa Kota Semarang, Aliansi Anak Muda Gen Z Bukan Kreak, Komunitas Perempuan Anti Kekerasan, Komunitas Penikmat Kopi Pinggir Jalan, Komunitas Seni dan Budaya Semarang, Komunitas Ibu Sayang Anak, LBH Ratu Adil Buser Indonesia, Advokat dan Konsultan Hukum Nugroho Budiantoro SH MH CPL, STEMROSKA FANS, dan Alumni Ambalan Budi Utomo SMKN 4 Semarang.

Adapun poster bertuliskan kecaman keras juga masih ditinggalkan tertempel di pagar depan sekolah tersebut, berada di deretan sebelah kanan deretan karangan bunga duka cita.

“Polisi Mengayomi-Polisi Mai”, Gak Semua Remaja Doyan Ribut, RIP Gamma – All Cops Are Bastd, CCTV Rusak Ot* Polisi Rus** Cen A** Og. (Sejumlah huruf disensor karena mengandung hujatan, red).

Pemandangan karangan bunga dan foto Gamma mengundang simpati sejumlah pejalan kaki yang Sabtu pagi berolahraga jalan kaki dan jogging, yang melintas di depan sekolah tersebut.

Seorang perempuan berkerudung hitam dan mengenakan masker nampak bejalan pelan mendekati foto Gamma. Sejenak berjongkok di depan foto dan karangan bunga, lantas berdiri meninggalkan tempat sambil sesekali masih menengok ke arah foto Gamma.

Sejumlah mobil dan pengendara sepeda motor terpantau memperlambat kendaraannya saat melintas di depan sekolah tersebut, sambil sejenak menengok untuk melihat deretan karangan bunga.

Mila, seorang mahasiswi mengaku trenyuh atas tragedi yang menimpa Gamma.

“Semoga kasus ini ditangani tuntas, dan Gamma mendapat tempat paling mulia di sisi Allah SWT, pelakunya mendapat hukuman yang setimpal,” ujar dia. (Cip)