JATENGPRESS, MAGELANG –Seorang pengurus pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Secang, CBS (32), ditahan di Polresta Magelang. Ia disangka telah melakukan tindak pidana kekerasan seksual dan mencabuli empat santri.
Kaporesta Magelang Kombes Mustofa menyebut ke-4 santri yang jadi korban perilaku tersangka masing-masing; GBS, ABN, FAE, dan MFO. Jumlah itu didasarkan pengakuan tersangka.
“Modusnya, korban diiming-imingi diberi uang Rp 10 ribu hingga Rp15 ribu agar mereka menuruti kemauan tersangka,” kata kapolresta, Senin (12/8).
GBS, Salah satu korban, mengaku sampai 8 kali diperlakukan tak senonoh oleh tersangka. Disodomi dan dicabuli sejak Mei 2024 sampai Juli 2024.
“Peristiwanya cukup panjang. korban mengalami perlakuan tersebut pada bulan Mei sekali, Juni tiga kali, dan Juli empat kali. Jadi perbuatan tersangka berlangsung kurang lebih selama 8 kali. Dua di antaranya adalah sodomi,” ujar kapolresta.
Kapolresta menuturkan, korban kenal dengan tersangka sejak juni 2023. Dan tersangkan orang baik dan tidak ada yang aneh. Ternyata penilaian itu salah hampir setahun kemudian.
Tidak menutup kemungkinan jumlah korban akan bertambah. Mengingat tersangka juga pernah menjadi guru SMK dan MTs di wilayah Secang. Dia mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Jawa.
“Kalau mengancam ngga ada, tapi saya bilang kalau ngga nurut nanti kurang berkahnya,” aku tersangka.
Terkait kasus ini, polisi akan melakukan pemeriksaan ke psikolog, menyangkut penyimpangan perilaku seksual yang dialami pelaku.
Dalam perkara ini, tersangka dikenakan Pasal 6 C juncto Pasal 15 ayat (1) huruf G UU Nomor 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual.
Dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara atau pidana denda paling banyak Rp 300 juta. Ditambah sepertiga dari hukuman karena dilakukan terhadap anak dan lebih dari satu kali.(*)