Pameran Tunggal Lukisan M Aidi Yupri : Sajikan Pokok Perupaan Berupa Buku, Karya Lukisan Boleh Disentuh

Jatengpress.com, Semarang – Pameran tunggal lukisan karya M Aidi Yupri di Museum Musvia dan Coffee Polres Magelang Kota, mampu menyita perhatian para penggemar seni, praktisi seni dan masyarakat.

Tercatat, ada 17 lukisan yang dipajang dalam pameran bertajuk “Catatan Lain” merupakan hasil coretan tangan sejak 2016 hingga 2024. Semua pokok perupaan lukisan Aidi berupa buku.

Pokok perupaan lukisan berupa buku, menurut Wayudin, terbilang langka dalam khasanah seni lukis di Tanah Air.

“Ada satu atau dua, tapi tidak seintensif Aidi, yang terus menerus menggunakan itu,” tutur Wahyudin, sang Kurator.

Menurut Wahyudin, karya lukisan M Aidi Yupri lebih condong ke aliran surealis. Dengan teknik realis, tetapi mampu menggambarkan suatu yang realistik.

Semua itu mengesankan seperti buku bergambar. Karena pokok perupaan yang dikuasai Aidi sebagai inspirasi berbentuk buku. Tetapi buku hanya sebagai simbol.

Lalu, Wahyudin menunjuk lukisan yang dipajang di salah satu sudut. Sebuah lukisan bangunan gedung bertingkat, tinggi menjulang dalam keadaan rusak.

“Lukisan itu menggambarkan bangunan yang luluh lantak akibat terkena bom, seperti dalam situasi perang akhir-akhir ini,” terangnya.

Satu hal yang menarik adalah lukisan yang menggunakan material batu. Itu suatu upaya dari Aidi untuk membuka apresiasi seni yang inklusif, terutama bagi kaum tuna netra.

Beda dengan pameran lukisan di atas kanvas, dilarang disentuh penonton. Ke depan, Aidi akan membuat lebih banyak lukisan yang bisa diapresiasi langsung para tuna netra.

Pameran lukisan karya orisinal seniman muda berbakat yang ingin mengeksplor ide berbagai dimensi, dengan inspirasi dari media seni rupa mulai dari elemen batu, kayu, air yang berada di alam.

Menurut Aidi Yupri, semua lukisan hasil goresan tangannya terinspirasi dari alam. Ada batu, air dan pepohonan. Dari alam dia mencoba mengambil nilai-nilai pembelajaran hidup.

M Aidi Yupri bersama sang kurator, Wahyudin di depan lukisan dengan pokok perupaan berbentuk buku. (TB)

Ia mengibaratkan batu sebagai pertapa yang tenang, berdiam diri dalam situasi yang sunyi sepi untuk mendapatkan pencerahan.

“Sebaliknya orang yang lagi emosi, pasti tak bisa membedakan baik dan buruk,” ujar Aidi, asli Magelang tetapi lumayan lama menghirup udara Yogyakarta.

Salah satu lukisan karya M Aidi Yupri yang menggunakan dan boleh disentuh penonton. (TB)

Pameran yang akan berlangsung hingga 9 Januari 2025 mendatang dibuka oleh Ketua Bhayangkari Cabang Magelang Kota, Ny Rani Dhanang, secara simbolis membuka pameran dengan memotong pita, menandai dimulainya pameran.

Sejumlah tamu penting hadir di acara itu. Antara lain, On Hoeng Dji, bakal calon walikota dari kedua pasangan calon, serta sejumlah pejabat dan penggiat seni setempat.

Wakapolres Magelang Kota, Kompol Budiyuwono Fajar Wisnugroho menyebut pameran tunggal ini memberikan warna pada seni rupa di Kota Magelang. Menampilkan karya orisinal dari seorang seniman muda berbakat yang ingin mengeksplorasi berbagai dimensi. (TB)