Jatengpress.com, Borobudur – Pentas Sendratari Sutasoma Sanggar Kinnara kinnari Borobudur menyedot perhatian pengunjung di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (13/10).
Pertunjukan sendratari Sutasoma oleh Duta Seni Kabupaten Magelang, lebih bersifat kolaboratif. Sajian drama tari itu memuat unsur keragaman kesenian rakyat khas Magelangan. Antara lain, kesenian soreng, gedruk dan jaranan.
Menurut pendiri dan pemilik Sanggar Kinnara Kinnari, Eko Sunyoto, pentas seni itu bernuansa pitutur yang dibalut dalam satu sajian khusus berdasarkan cerita Sutasoma dari narasi cerita relief di Candi Borobudur.
Eko menyebut, cerita Sutasoma ini ada di lantai 1, bagian selatan, luar dan atas, panel 116 – 119. Intinya, mengkisahkan Raja Raksasa Kalmasapadha, anak Raja Sudasa menggoncang dunia dengan kekejamannya. Raja Kalmasapadha menawan Raja dan Pangeran untuk dijadikan santapannya.
“Tindakan raja raksasa itu menimbulkan ketakutan luar biasa. Bahkan, Pangeran Sutasoma, Putra Mahkota Negara Hastinapura menjadi korban kekejaman Kalmasapadha. Pangeran ditangkap, namun menyatakan permintaan terakhir yakni untuk memberikan waktu seorang Brahmana yang akan mengajarkan ilmu kebajikan,” jelasnya.
Berkat kerendahan hati, kesederhanaan, dan kebaikan yang dimilikinya Pangeran Sutasoma dapat memberi pencerahan kepada Kalmasapadha. “Dan Sang Raja Kalmasapdha pun sadar untuk berbuat kebaikan di muka bumi,” ujar Eko.
Seniman kondang yang telah 15 tahun menggeluti profesi tari itu menuturkan, sebagai duta seni bukan hanya sekedar menampilkan tarian. Namun juga ikut mengenalkan kekayaan budaya di Kabupaten Magelang bagi masyarakat luar sekaligus menjaga kelestariannya agar tak lekang oleh zaman.
Di tiap karyanya, Eko suka mengisahkan tentang relief di Candi Borobudur agar ceritanya lebih mudah diterima oleh masyarakat.
“Jadi, ketika masyarakat nanti berkunjung, bukan hanya sekadar foto-foto saja, tetapi juga tahu dan paham tentang sejarah, ragam kesenian dan peninggalan yang ada di Indonesia,” tutur Eko Sunyoto. (TB)