Jatengpress.com, Borobudur– Penampilan 7 kelompok kesenian menjadi penyemarak pada pembukaan Festival Bhumi Atsanti (FBA) 3 di Bhumi Atsanti, Dusun Bumisegoro, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/8) malam.
Yakni, Blekothek Kenalan, Sanggar Dhom Suntik, Omah Tumpuk, Nani Topeng Losari, Endy Bathok Project, Keroncong Sak Penak e, dan HYG FT Mayah Swara.
FBA 3 Tahun 2024, melibatkan 350 seniman berbagai penjuru Nusantara. Semarak ajang festival selama 3 hari (6-8 September 2024) ini bisa disaksikan secara gratis.
Ketua Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti) Foundation, MF Nilo Wardhani mengatakan, terselenggaranya FBA 3 ini sungguh menjadi suatu hal yang patut disukuri.
“Kami sungguh berterima kasih kepada semua pihak, baik sponsor, donatur, para artis penampil yang telah memberi dukungan luar biasa sehingga FBA 3 ini bisa diselenggarakan,” katanya.

FBA 3 bertema; “Hayuning Roso” sejalan dengan makna filosofi Jawa, memayu hayuning bawana. Pelaksanaan FBA ini diharapkan mampu mengangkat isu-isu lingkungan sekaligus mampu meningkatkan kepekaan berolah rasa.
Staf Ahli Bupati Magelang Bidang Kesejahteraan Sosial dan Sumber Daya Manusia, Azis Amin Mujahidin, memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk Yayasan Atsanti Foundation yang telah melaksanakan gelaran FBA sebagai bentuk upaya menjaga budaya dan kearifan luhur bangsa.
“Kearifan luhur bangsa ini sejatinya memang harus kita jaga bersama,” katanya.
FBA, menurut dia, menjadi kegiatan positif untuk menjaga kelestarian budaya bangsa mulai dari musik hingga makanan dan minuman tradisional. Sekaligus menjadi ajang bagi para seniman untuk terus berkarya, berkolaborasi dan bertukar inspirasi.
Gelaran FBA, kata Azis, mengingatkan banyak orang untuk terus menjaga nilai-nilai budaya bangsa agar tidak tergerus modernisasi dan globalisasi.
Nani Topeng Losari, dari Sanggar Purwa Kencana di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap FBA.
“Panggung seperti FBA inilah sebenarnya menjadi panggung yang sangat dibutukan oleh para seniman seperti kami,” tuturnya.
Dia pun merasa sangat senang jika diundang lagi untuk tampil di FBA tahun depan. “Jika diundang lagi, saya akan ajak anak-anak didik saya yang masih balita untuk tampil di FBA,” kata Nani.
Dia ingin, mendapatkan dukungan dan kesempatan untuk tampil berkesenian di kampungnya. Karena masyarakat di sana justru memberi dorongan kepada generasi muda untuk menjadi pekerja migran.
Fx Sri Harna, pendamping komunitas Blekothek Kenalan, merasa bangga melihat kelompok musik Blekothek bisa terlibat tampil di ajang FBA.
“Sungguh kebanggaan bagi kami, untuk dapat berkolaborasi dan menjadi bagian persaudaraan dengan rekan-rekan, sahabat baru di FBA,” ujarnya.
Demikian pula yang diungkapkan oleh Endy dari Endy Barock Project. Senang sekali karena kelompoknya diberikan kesempatan ikut tampil di FBA.
“Kami sadar, tidak mudah mendapat kesempatan tampil karena musik kami adalah jenis musik di luar pagar yang mungkin sulit mendapatkan penonton,” ucapnya. (TB)